Artikel's


THE SWEET STORY'S

Belum sempat Pak Andre meletakkan tas kerjanya sepulang ke rumah, matanya tertegun melihat sebuah surat tergeletak di atas meja.

Di sebuah amplop tertulis “Untuk ayah tersayang”

Setelah belasan tahun menjadi single parent, baru kali ini ada surat untuknya
dari Sisia anak gadisnya. Ada apa ?
Kalimat pertama pada surat itu sudah mengguncang hatinya;
 
Ayah tersayang, jika ayah membaca surat ini maka aku sudah tidak ada di rumah.
Sekalipun berat Pak Andre melanjutkan bacaan kata demi kata.

Ayah, aku telah menemukan pria yang akan jadi calon Pendampingku selamanya.
Memang buat orang lain dia sudah terlalu tua, tapi bagiku pria berusia 43 tahun masih tetap muda.

Dia sangat energik ayah, kalau ayah mengenal lebih dekat dengannya pasti ayah juga akan menyukainya.

Ayah jangan terkecoh dengan tato di seluruh tubuhnya atau puluhan tindik di telinga dan hidungnya, karena jauh di dalam hatinya ia adalah orang baik.

Ia sangat sayang padaku, dan aku akan kost tidak jauh dari rumahnya....Oh yach....ayah tidak usah kuatir tentang kehidupanku, Aku akan bekerja di sebuah toko swalayan yang kebetulan pemiliknya adalah teman dari kekasihku ini. 
Ayah jangan bersedih karena aku bahagia dengan kehidupan seperti ini, Usiaku sudah 17 tahun.....jadi aku bisa memutuskan yang terbaik untuk hidupku.....percayalah...ayah, aku bisa menjaga diri.

Nanti bila waktunya tiba aku akan datang bersama kekasihku untuk mohon restu kepada ayah agar dapat menikahkan kami.

Tanpa sadar, air mata sang ayah menetes jatuh ke lembar surat itu.
Bagaimana mungkin anaknya yang lucu dan periang bisa menjadi seperti ini ?
Lembar pertama surat pertama baru saja selesai dibacanya.

Tangan sang ayah bergetar, berat rasanya, tapi ia membuka lembar kedua surat itu.
Kali ini isinya jauh berbeda.

Ayah sayang,

Maaf, sebenarnya surat di halaman pertama tadi tidak benar-benar terjadi.
Saya hanya ingin menggambarkan betapa kemungkinan terburuk bisa terjadi pada anak-anak gadis, dan syukurlah aku tidak demikian.

Ayah bahagia bukan, kalau aku tetap bersama ayah?

Ayah bahagia bukan, dan tidak ingin menghancurkan diriku seperti itu?
Tentu saja, mempunyai anak yang rapornya jelek, jauh lebih menguntungkan daripada mempunyai anak seperti itu.

Oh iya Ayah, raporku ada di dalam tas, nilainya jelek, maaf ya.
Silahkan ayah lihat, jangan lupa ditandatangani.

Besok guru ingin bicara dengan ayah tentang nilai raporku, jangan marah ya.
Kalau ayah tidak marah melihat nilai raporku, aku sedang bermain di rumah sebelah, aku tunggu yah?

Love you Daddy.

Sisiii……….!” Pak Andre berteriak dan lari ke rumah tetangganya, ia akan mengitik
habis anaknya yang‘keterlaluan’ itu.
Lega rasanya hati Pak Andre. Konyol tapi melegakan.

Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk, hati Pak Andre justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan anaknya.
Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya!


Sebenarnya Sisia hanya ingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya yang buruk, untuk membuat masalah rapor buruk terlihat kecil ia membuat gambaran masalah besar yang mungkin terjadi sehingga masalah yang ada jadi terlihat kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar